Setia tidak selalu menjadi jaminan. Banyak yang beranggapan bahwa kesetiaan adalah kunci utama untuk menjaga hubungan tetap kokoh. Namun, pada kenyataannya, kesetiaan saja tidak cukup jika hati orang yang kau pertahankan tidak lagi ingin tinggal. Tampan atau cantik pun tidak memberikan jaminan. Penampilan memang menarik perhatian, tetapi apa artinya jika hati mereka tidak pernah terpaut?
Kejujuran, yang sering dianggap sebagai fondasi hubungan, juga tidak mampu membuat seseorang bertahan jika ia sudah memutuskan untuk pergi. Bahkan, memperlakukan seseorang dengan baik, memberi perhatian penuh, atau selalu hadir di saat-saat penting tidak cukup untuk menambatkan seseorang di sisimu. Semua itu hanyalah upaya sepihak yang, jika tidak diterima dengan tulus, akan terasa sia-sia.
Kamu bisa memberikan segala usaha terbaikmu: perhatian tanpa henti, pengorbanan tanpa keluhan, bahkan cinta yang paling murni. Namun, jika seseorang tidak memiliki keinginan untuk tetap bersamamu, semua itu menjadi tidak berarti. Hati mereka harus memilih untuk tinggal; jika tidak, apa pun yang kamu lakukan hanya akan seperti air yang mengalir ke pasir, hilang tanpa jejak.
Mempertahankan seseorang bukanlah tentang seberapa keras kamu mencoba, tetapi tentang apakah orang itu juga ingin dipertahankan. Kamu tidak bisa memaksa seseorang untuk mencintaimu kembali. Kamu tidak bisa mengikat seseorang dengan harapan atau kenangan, seberapa pun indahnya kenangan itu. Jika seseorang memilih untuk pergi, kamu hanya bisa menghormati keputusannya, seberat apa pun itu bagimu.
Pada akhirnya, kamu perlu menerima bahwa cinta dan hubungan bukan hanya tentang usaha satu pihak. Cinta sejati adalah tentang kesediaan kedua hati untuk saling berjuang, saling bertahan. Jika hanya kamu yang terus mencintai tanpa balasan, maka mungkin sudah saatnya untuk belajar melepaskan. Bukan karena kamu tidak cukup baik, tetapi karena mempertahankan seseorang yang tidak ingin bertahan adalah perjalanan yang tidak pernah membawa bahagia.
