Kalau ada masalah silakan hubungi saya. E-mail
Postingan

KEIKHLASAN YANG TERTINGGAL

Aku adalah serpihan memoar dalam kisahmu—sebuah fragmen kecil dari masa lalu yang mungkin akan kamu kenang di waktu-waktu yang tak terduga. Mungkin kelak, di suatu senja ketika hatimu tak sengaja terluka, aku akan hadir kembali dalam benakmu. Aku bisa menjelma menjadi rindu saat aroma kopi yang kamu seruput membangkitkan memori-memori yang pernah kita bagi. Atau mungkin aku adalah lukisan samar di langit malam, ketika kamu menatap bintang sendirian, mengenang percakapan dan tawa yang dulu menyelimuti malam-malam kita. Aku mungkin sudah tak ada di sampingmu, tapi aku bisa menjadi segalanya—menjadi apa saja, saat kamu mengambil waktu untuk mengenangku.

Tak pernah kusesali apa pun yang terjadi di antara kita. Meski cerita kita berakhir dengan air mata yang tumpah di penghujung hari, atau kata-kata pahit yang terlontar di saat perpisahan menghampiri. Segala luka dan kesedihan yang pernah kita bagi, semua itu tak mengurangi betapa besar cintaku padamu. Bahkan saat perpisahan tak terelakkan, aku tetap berharap satu hal—bahwa di masa depan, kau akan mengenangku bukan dengan kebencian, tetapi sebagai seseorang yang mencintaimu dengan segenap hati. Itu sudah lebih dari cukup bagiku.

Aku tak mengharapkan lebih dari kesendirian yang kurasakan kala ini. Dengan tatapan mata yang lelah dan napas yang terburu, aku belajar untuk menerima bahwa kini hanyalah aku dan bayang-bayang kenangan kita yang perlahan memudar. Detik demi detik berjalan, dan setiap jejak yang pernah kita tinggalkan bersama kian terhapus oleh waktu. Kenangan tentang kita yang dulu bersinar dengan riang kini terasa lebih samar, seakan detak waktu merenggutnya satu per satu. Namun meski begitu, ada bagian dari diriku yang masih mencoba bertahan, menyimpan rindu dalam kesendirian.

Berulang kali kusampaikan pada alam semesta bahwa aku akan terbiasa. Mungkin sulit membayangkan, tapi aku akan melepaskan setiap kenangan yang pernah kita rangkai bersama. Tidak ada penyesalan yang menggerogoti hati, hanya kekosongan yang sesekali sulit dipahami. Dalam proses ini, aku berharap kemurahan Tuhan akan memelukku dengan kelembutan-Nya. Aku berharap kepergianmu, yang begitu menyakitkan, tidak akan menghancurkan hari-hari yang harus kujalani setelah ini. Aku hanya butuh waktu dan doa, agar aku bisa melewati masa-masa kesepian ini dengan ketegaran, tanpa merasa terpuruk.

Dan meski hari-hari terasa berat, aku percaya bahwa keikhlasan adalah jalan terbaik. Aku tak lagi meminta apa-apa selain kedamaian yang perlahan mengisi ruang kosong di hatiku. Aku tahu, bahwa meski kenangan kita tak lagi nyata, keikhlasanku akan membantuku untuk terus berjalan ke depan. Begitulah cinta yang sesungguhnya—bukan tentang memiliki, tetapi tentang merelakan dan menemukan kedamaian, meskipun jalan kita tak lagi bersisian.


🕊Ibnu Hadjar



Getting Info...

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience. 🕊️Ibnu Hadjar
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.