Kalau ada masalah silakan hubungi saya. E-mail
Postingan

ANDAI AKU TAK PERNAH BERTEMU DIRIMU

Bagaimanakah hidupku saat ini, andai aku tak pernah bertemu dirimu? Pertanyaan ini selalu terlintas setiap kali pikiranku mengembara ke masa-masa lalu. Rasanya seperti membayangkan dunia alternatif yang tak pernah ada—dunia di mana aku tidak mengenal hangatnya senyumanmu, tidak merasakan debaran yang kau timbulkan setiap kali kita bersama. Mungkin hidupku akan lebih tenang, atau mungkin justru hampa. 

Andai kau tak pernah hadir, mungkin aku tak perlu merasakan manisnya cinta yang ternyata menyisakan pahit. Aku tak akan tahu bagaimana rasanya mengagumi seseorang hingga lupa pada diriku sendiri, dan mungkin aku tidak akan terjebak dalam rasa kehilangan sedalam ini. Tapi di sisi lain, tanpa pertemuan kita, aku mungkin juga tak akan pernah memahami bahwa cinta bukan hanya tentang bahagia, tapi juga tentang belajar melepaskan dan bertahan.

Jika aku tak pernah bertemu dirimu, hidupku bisa saja berjalan datar, tanpa lika-liku emosional yang membuatku belajar banyak. Kau mengajarkanku arti harapan dan kekecewaan dalam satu paket yang utuh. Aku paham bahwa mencintai bukan berarti memiliki dan bahwa tidak semua kisah cinta harus berakhir seperti yang kita bayangkan. Ada kisah yang selesai bukan karena kita tidak berusaha, tapi karena semesta menghendakinya begitu.

Namun, aku sadar bahwa tanpamu, aku tidak akan menjadi seperti diriku yang sekarang. Kau adalah salah satu guru terbesar dalam hidupku, bukan karena kau sempurna, melainkan karena dengan kehadiranmu, aku belajar bagaimana menghadapi perasaan dan menemukan kekuatan di tengah kelemahan. Kau telah meninggalkan jejak yang tak bisa kuhapus, tapi jejak itu mengajarkanku untuk terus melangkah meski tanpa dirimu.

Pada akhirnya, mungkin kita tak pernah benar-benar bisa menyesali pertemuan dengan seseorang. Setiap pertemuan meninggalkan bekas—ada yang menguatkan, ada yang menyakitkan. Mungkin hidupku tanpa dirimu akan lebih mudah, tapi tidak akan sebermakna ini. Meski kini kita berjalan di jalur yang berbeda, aku akan selalu menghargai perjalanan yang pernah kita tempuh bersama. Karena bagaimanapun juga, aku pernah mencintaimu dengan sepenuh hati. 

Dan meski kisah kita tak berlanjut, aku belajar untuk menerima. Setiap pertemuan dan perpisahan adalah bagian dari perjalanan hidupku, dan setiap luka hanyalah bab yang akan berlalu. Aku kini tahu bahwa cinta bukan sekadar tentang siapa yang menemanimu selamanya, tetapi tentang bagaimana kau tetap utuh meski harus berjalan sendiri. Tanpa perlu membayangkan dunia tanpa dirimu, aku memilih untuk menghargai dunia yang ada—dunia di mana kau pernah menjadi bagian berharga di dalamnya.

🕊Ibnu Hadjar




Getting Info...

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience. 🕊️Ibnu Hadjar
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.