Kalau ada masalah silakan hubungi saya. E-mail
Postingan

BAYANG BERBAYANG

Bayang-bayang datang dan pergi, hilang ditelan sinaran cahaya. Seperti kenangan yang pernah membara dalam dada, kini lenyap, termakan oleh gelapnya bayangan yang semakin pekat. Ada rasa yang dulu menyala, namun kini cinta itu memudar, menjadi hitam dan usang. Ke mana perginya cinta itu, hingga ia hilang dari pandangan? Apakah mungkin ia mau pulang, bersemayam lagi di tempat tertinggi dalam sanubari, dan menetap hanya pada satu hati, yang dulu pernah ia singgahi?

Namun, jika memang takdir tak mengizinkan dua jiwa untuk bersua kembali, mengapa panah cinta itu masih tertusuk dalam sela rindu yang begitu mendalam, menusuk tulang rusuk yang pernah dilanda asmara? Yang tersisa kini hanya bunga-bunga angan, mimpi-mimpi manis yang dulu penuh harapan dan buaian. Mimpi-mimpi itu tersimpan begitu rapat di relung terdalam sukma, terjaga di palung hati, namun terkunci, tanpa ada yang mampu membuka pintu menuju kenangan manis itu.

Apakah harapan harus terus tertuju ke langit luas, menatap tanpa akhir meski tahu ia akan terluka oleh panasnya harapan yang kian menyiksa? Atau apakah dia harus bersembunyi di balik awan, berlindung dari sinar yang membakar, hanya berteman dengan bayangan-bayangan yang semakin berbayang? Dalam kebingungan itu, cinta yang pernah terang kini membeku, terperangkap di antara terang dan gelap, mencari jalan yang tak kunjung ditemukan.

Namun, meski terselip di antara bayang-bayang, cinta tak pernah benar-benar hilang. Ia mungkin tersembunyi, terperangkap oleh keraguan dan ketidakpastian, tapi selalu ada celah bagi cahaya untuk kembali menerangi. Dalam setiap bayang yang berlapis, ada rasa yang belum padam, menunggu untuk disentuh kembali oleh cahaya harapan yang akan membawanya pulang.

Pada akhirnya, cinta yang terjebak di antara gelap dan terang hanya butuh satu hal: keberanian untuk membuka hati kembali, untuk membiarkan cahaya itu masuk, dan menghapus bayangan yang menyelimuti. Karena di balik setiap bayang yang berbayang, ada rasa yang selalu siap kembali pulang—hanya butuh waktu dan keberanian untuk menemukannya lagi.


🕊Ibnu Hadjar







Getting Info...

Posting Komentar

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience. 🕊️Ibnu Hadjar
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.