Ternyata, keinginan tak selalu semudah itu menjadi nyata. Seberapapun kita menginginkannya, sekuat apapun kita berdoa dan melangitkan namanya ke angkasa, tak ada jaminan bahwa ia akan kembali sebagai jawaban atas segala harapan kita. Cinta tak selalu bisa diraih hanya karena kita berharap. Ada kalanya, semesta memberikan jawaban berbeda dari yang kita harapkan, dan di saat itulah kita belajar bahwa cinta bukan hanya soal memiliki, tapi juga tentang melepaskan dengan ikhlas.
Sekarang, hidup bukan lagi tentang menunggu kehadiranmu sebagai jawaban atas doa-doa panjangku. Semua berubah menjadi tentang melangitkan namamu dengan selapang tabah yang hatiku bisa. Dalam kepergianmu, aku tidak lagi memintamu kembali, melainkan berdoa agar kau menemukan kebahagiaan, di mana pun itu berada. Mungkin di luar sana, kau akan bahagia tanpa aku, dan aku akan belajar bahagia tanpamu. Perpisahan ini tak harus berarti akhir dari semua kebahagiaan, meski perih terasa di awal. Kita belajar menerima kenyataan bahwa setiap perjalanan cinta punya akhirnya sendiri.
Kau, dengan seluruh kepergianmu, meninggalkan ruang kosong yang dulu penuh dengan kebersamaan. Ada saatnya aku merasa tak siap menghadapi kehampaan itu, tetapi akhirnya aku sadar bahwa inilah bagian dari hidup yang harus kulalui. Kehilangan adalah pelajaran yang mendewasakan, mengajarkan kita untuk merangkul kenyataan bahwa tidak semua yang kita cintai akan selamanya berada di samping kita. Dan aku, dengan semua rasa kehilanganku, kini harus melangkah ke depan, meski tanpa dirimu.
Kita, yang dulu begitu dekat, kini telah kembali menjadi asing. Bukan hanya sebagai individu, tetapi sebagai "kita" yang baru. Bukan lagi dua orang yang saling berbagi mimpi dan harapan, tetapi dua orang yang telah menjalani kehidupan masing-masing, dengan jarak yang semakin nyata di antara kita. Rasanya seperti kembali ke awal, namun dengan luka yang meninggalkan bekas, meski perlahan sembuh. Menjadi asing lagi, setelah pernah begitu mengenal satu sama lain, adalah proses yang sulit. Tapi itu adalah bagian dari penyembuhan yang harus dilalui.
Menerima bahwa kita kini hanyalah dua orang asing adalah bentuk tertinggi dari melepaskan. Mungkin akan selalu ada bagian dari diriku yang mengenangmu, tapi aku tahu, untuk bisa menemukan kedamaian, aku harus menerima kenyataan ini. Kita tak lagi bersama, dan mungkin takkan pernah kembali seperti dulu. Tetapi itu tak apa. Aku dengan semua kehilanganku, dan kau dengan semua kepergianmu—kita berdua sedang berjalan di jalan yang berbeda, masing-masing berusaha menemukan kebahagiaan di tempat yang berbeda pula.