Tak pernah terlintas sebelumnya, aku akan sendiri di antara
dua pilihan yang sulit; mempertahankan atau melepaskan. Apabila memilih
bertahan rasanya begitu melelahkan, terlebih berjuang seorang diri, bukankah
dalam hubungan ini melibatkan dua hati? Namun, jika melepaskan pun aku belum
tentu sesiap itu untuk kehilangan.
Ah, sungguh… dirimu membuat bimbang, Puan! Di satu sisi
dirimu berkata tak ingin ditinggalkan. Akan tetapi, berbanding terbalik dengan
sikapmu yang seolah memintaku untuk pergi. Sebenarnya, hubungan seperti apa
yang kamu inginkan? Seberapa berartinya diriku bagimu, Puan?
Tiap malam terlewati, diriku sibuk bergelut dengan isi kepala
sembari menerka ke mana hubungan ini akan bermuara. Entah langkah kita yang
kembali seirama dengan tujuan searah, atau tibalah kita pada persimpangan
berbeda sebagai dua insan yang tak lagi bersama. Kemungkinan-kemungkinan itu
terus menari di ingatan bagai berpesta di atas irama.
Jadi, aku yang salah dalam menafsirkan sinyal rasamu, atau
memang benar kini dirimu tak lagi mencinta?
