Komunikasi yang baik dan lancar dalam hubungan ini, bukan
berarti kamu dan pasangan harus berkirim pesan setiap hari, teleponan setiap
hari, atau bahkan bertemu setiap hari. Sesering apapun kamu dan pasangan saling
berkirim pesan, teleponan, dan bertemu, jika pembicaraan yang kalian lakukan
tidak berkualitas maka sudah pasti rasa bosan itu akan tetap ada.
Jadi, komunikasi dalam hubungan itu lebih baik jarang, tapi
sekalinya komunikasi benar-benar berkualitas. Tapi jika kalian mampu untuk
membicarakan sesuatu yang berkualitas setiap saat, setiap hari, maka lakukanlah.
Deeptalk, bicara dari hati ke hati secara mendalam. Membicarakan hal-hal
yang lebih berarti dan bermakna.
Bukan malah komunikasi setiap saat, tetapi hanya dihabiskan
untuk berdebat. Ujung-ujungnya malah saling menyakiti. Lantas kalau sudah
sama-sama merasa sakit hati, malah muncul pikiran bahwa kalian tidak saling
mencintai. Yang namanya menjalin hubungan, membutuhkan pemahaman dan
pengertian.
Satu jam tidak diberi kabar, pikiran sudah berlari kesana
kemari, apalagi kalau tidak dikabari selama satu bulan. Bisa jadi pikiran sudah
menjadi tidak karuan. Begini, kalau kamu masih belum bisa memiliki ikatan yang
sah dengan pasangan kamu, alias kalian masih sekadar pacaran. Ibaratnya kamu
itu belum sepenuhnya memasuki kehidupan pasanganmu.
Jadi, ya wajar saja kalau kamu belum menjadi prioritas utama
dalam hidupnya. Karena sudah pasti pasangan kamu itu masih memprioritaskan
keluarganya, saudaranya, dan pekerjaannya. Intinya, pasanganmu memiliki
kehidupan, dan kamu juga punya kehidupan. Kemudian kehidupan kalian belum
sepenuhnya dipersatukan.
Berani untuk menjalin hubungan, berarti kamu harus belajar
untuk tidak egois. Harus lebih memahami dan mengerti perasaan pasangan. Harus
bisa untuk mengendalikan ego pada diri. Ketika kamu berniat untuk menjalin
hubungan, jangan berpikir apakah kamu akan berbahagia dengannya, tapi
berpikirlah apakah dia akan berbahagia dengan kamu.
“Semua perkataan pada tulisan ini masih bisa kalian bantah.
Katakan saja, aku tidak akan mengelak”.