Setelah sekian purnama kerinduan berhasil di lepaskan, meski pada akhirnya aku harus kembali merasakan kerinduan itu lagi. Kali ini aku merasa seperti seseorang yang setia kehadirannya, menjaga hatiku untuk diriku sendiri bersamaan dengan menjaga hatiku untukmu.
Beberapa perasaan aku ungkapkan kepadamu untuk meraih ketenangan. Selain itu aku takut setelah hari itu kita tak akan bertemu lagi dan hari itu adalah kesempatanku untuk mengungkapkan semuanya. Aku senang, bahwa setelah pengungkapan itu kita tak menjadi asing. Dirimu masih seperti dulu sebelum aku mengungkapkan rasa itu padamu.
Kali ini Maret yang diiringi hujan yang menggambarkan sebuah kerinduan. Rasa ingin hilang ingatan untuk melupakan kejadian di masa lalu. Bangkitnya rasa sakit dan hilang kepercayaan terjadi secara bersamaan. Aku seperti hilang arah dan sangat membutuhkan sebuah pelukkan untuk menguatkan.
Tangisku selalu pecah ketika rasa itu kambuh. Namun, seiring setiap kali kejadian itu datang, aku merasa lelah dan seleraku untuk menangis pun sudah hilang. Tangisku kini digantikan oleh kantuk yang tak berujung. Sebab aku tahu, Tuhan terlalu sayang dan merasa iba kepadaku. Ketika aku menangis, tangisku bisu dan menyisakan sesak di dada setelahnya.
Terimakasih Maret, karenamu aku bisa bertemu dengannya. Terima kasih Tuhan, Engkau telah mengabulkan inginku dalam bertemu dengannya. Tak banyak pengharapanku di April nanti. Aku hanya ingin berterima kasih atas lika-liku yang menjadikan jalan hidupku sangat indah.
Sampai bertemu kembali, Maret. Senang bertemu dan berkelana bersamamu.