Aku
tak mengerti rasamu, aku tak mengerti tujuan kita setelah bertemu. Banyak hal
yang terkadang membungkamku, tanpa sempat terlontar dengan suara yang
parau. Aku menelannya, mencoba mengerti apa yang kau mau. Namun, tak
satupun ketika aku melihat sisi yang tak pernah kusangka hadir di
hadapanku.
Aku
belum bisa menerimanya, perbedaan pola pikir yang terlampau jauh dari apa yang
aku inginkan. Ketika kau memutuskan untuk pergi, banyak hal berkecamuk
dipikiran. Sebab diumurku sekarang aku lebih suka sendirian, menata apa-apa
yang kusebut sebagai mimpi. Maaf jika di matamu aku hanyalah persinggahan tanpa
rasa malu, aku salah dan aku mengakui hal itu.
