Air hujan dan air mata jatuh bersamaan dalam menyambut tahun baru. Namun, perasaanku tak ikut menjadi baru. Aku masih menaruh harap kepadamu. Bertahan tanpa arah untukmu. Tarik ulur yang kau lakukan padaku itu sedikit memporak-porandakan hatiku. Pergi sulit bertahan sakit.
Kau bukan lagi penyemangat bagiku bahkan kali ini kau adalah ujian terberat bagiku kali ini. Hal kecil yang dilakukan olehmu padaku mungkin menurutmu biasa saja. Namun, bagiku sekecil apapun yang kau lakukan padaku adalah setitik harapan yang menumbuhkan rasa cinta di hati mungilku ini. Aku terlalu lemah soal perasaan sehingga sangat mudah hatiku untuk terjatuh dan terpatahkan.
Harusnya aku tahu ini tak bisa ku teruskan. Hanya saja perasaanku terlalu keras kepala untuk aku hentikan. Aku harus berperang dengan diriku sendiri hanya karena diri ini menaruh rasa kepadamu. Aku terlanjur mencintaimu meski aku belum mengetahui perasaanmu terhadapku. Apakah dirimu mencintaiku juga atau hanya sekedar penasaran denganku?
Ada hal kecil yang membuatku jatuh cinta kepadamu dan itu tak bisa aku jelaskan karena orang lain bahkan dirimu pun tak akan memahaminya. Meskipun dirimu adalah ujian terberat bagiku. Namun, hatiku tak bisa berpaling ke lain hati. Aku berusaha menyukai seseorang selain dirimu tetapi tetap saja hatiku masih menyebut namamu di dalam isi kepalaku.
Dirimu benar-benar menguasai hidupku hingga semua yang ada pada hidupku selalu saja terlintas bayangan tentangmu dan pikiranku selalu tertuju padamu. Rasanya aku ingin pergi jauh agar aku tak jatuh terlalu dalam ketika Tuhan benar-benar membuatku dan dirimu tak saling memiliki. Aku ingin di beri kesadaran diri agar aku sadar bahwa aku tak pantas untukmu. Dirimu terlalu sulit untuk aku gapai, aku sudah terlalu lelah jatuh cinta sendirian.
