Kegelapan di langit, hujan yang tak kunjung pergi. Matamu menatapku dan bisa kulihat semua kesedihan itu di sana. Ketika dunia memberimu sesuatu, namun untuk menghancurkanmu. Tak bisa kubilang itu hal yang mudah, karena aku tak lagi mengenali siapa dirimu setelahnya.
Kita telah melalui semua ini cukup lama, dengan saling mengobati rasa sakit yang ada. Tapi aku juga tidak mengerti mengapa kita masih di sini sekarang. Kau kehilangan kekuatanmu, aku tak lagi memiliki diriku. Sayang, apakah itu rasa sakit yang adil?
Apakah kau perlu udara segar? Butuh ruang untukmu merasa bebas? Dunia baru? Karena aku telah mencoba semua yang kubisa, namun hingga akhirnya lukaku juga tercipta, luka-lukamu masih saja tetap terbuka. Apa pun, sayang. Asal keceriaanmu kembali. Tak peduli seberapa jauh untuk pergi, bahkan harus kehilangan orang ini. Akan kulakukan dan semoga itu cukup untuk membuatmu kembali mencintai hidupmu.
Saat semua terasa mulai tak sama, cinta yang ada pun tak lagi menghangatkan jiwa. Ingatlah bahwa kebersamaan itu pernah berwarna, dan suatu hari kita sempat merasa begitu saling memiliki, di sana. Nanti, disaat senja tak lagi menarik, atau gemerlap di langit sudah tidak dapat membuatmu tertarik. Kau bisa kembali menghubungi orang ini, karena kaulah yang selalu bisa membuka hatinya meski terkunci.
Perpisahan mungkin pahit, tapi cinta tak cukup dengan kebersamaan yang sakit. Apalah artinya didekapmu, bila yang kudapati hanyalah raga tanpa ada kau di dalamnya? Kini aku merasa sangatlah kecil, di antara semua usaha membuatmu pulih yang tanpa hasil.
Kita tak ubahnya seperti John Hancock dan Mary. Sama-sama berkekuatan super, tak terkalahkan dengan semua yang diri mereka mau. Namun bersama adalah opsi bunuh diri. Kita kehilangan semua kekuatan itu, bahkan tak lagi saling mengenali.
Entah bagaimana caranya mencintaimu dari jauh, namun jika esok hari kau
terbangun, bantulah orang ini agar ia memiliki sedikit alasan untuk layak
dikenang.