Saat kau merasa lucu,
tapi tidak punya alasan untuk tertawa. Ketika ingatanmu di isi, namun hanya
untuk membuatmu melupakannya. Ya, setiap orang adalah luka tersendiri bagi
seseorang, dan terkadang terlalu mengerikan jika dibayangkan. Entah bagaimana
cara orang-orang saling menyalahkan, tapi juga tahu jika mereka punya
kesempatan yang tidak jarang di lewatkan. Seperti membuat simpul tali yang
sulit, berhasil, tapi mengguntingnya putus begitu saja dibayangkan.
Terkadang kita juga
menyangka, bahwa dimenangkan oleh seseorang itu menenangkan. Namun apa jadinya
saat kaca yang kau bawa di dekapanmu itu terjatuh? Menyesakkan! Tapi biarkanlah
cinta berkelana sekali lagi, walau entah apa yang dia cari. Seperti cincin yang
terpasang di jari manis indah nampaknya. Tapi tidak saat orang lain yang
memasangkannya di jemari kekasihmu!
Seperti guntur,
bergemuruh, atau bahkan lebih riuh dari semua itu. Meski rentetan hujan yang
jatuh terkadang juga tidak cukup untuk menutupi perasaan haru seseorang, namun
apa pun itu, kita tahu bahwa yang bukan milikmu, selamanya akan membiarkanmu
tak termiliki. Mencabut perasaan yang telah dalam terpaut mungkin sulit, tapi
kau bisa mencoba membuangnya, membiarkannya saja lebur perlahan sebab berkarat,
atau dimakan usia.
Cinta memang selalu kuno
dan naif. Sebab orang-orang punya waktu dan sesuatu untuk dibagi, tapi lebih
memilih hening, atau saling bunuh dalam perang. Selain kemenangan, terkadang
kita lupa bahwa kekalahan tidak selalu buruk dirayakan. Jadi biarkanlah cinta
pergi, meski di mana dia akan kembali merasa termiliki. Ya, suatu hari. Satu
saat nanti.