Kita hanya perlu bicara, untuk menenangkan kalut di ujung senja. Yang resahnya terkadang membutakan logika, membuka kemungkinan buruk selebar-lebarnya. Kita hanya perlu bicara, di tengah sibuk yang mendiamkan.
Bukan sengaja abai, atau lekas dipertemukan dengan keasingan. Hanya saja, terkadang kita perlu jeda untuk terlihat baik-baik saja. Namun, segalanya akan kembali jika kita mau berterus terang. Tentang apa yang terjadi, tentang apa yang dirasa, serta apa yang seharusnya kita lakukan setelah lama bersitegang dengan menerka.
